Per 30 September 2025, Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp5,16 Triliun
PT Tower Bersama Infrastructure Tbk terus berkomitmen memperkuat infrastruktur digital di Indonesia, salah satunya dilakukan dengan mendirikan tower di berbagai pelosok negeri. (Foto: Agus Aryanto)
INFOBRAND.ID - Dalam pengumuman laporan keuangan interim sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2025, TBIG berhasil mencatat pendapatan dan EBITDA masing-masing sebesar Rp5.163 miliar dan Rp4.448 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2025. Jika triwulan ketiga ini disetahunkan, maka total pendapatan dan EBITDA Perseroan mencapai Rp6.849 miliar dan Rp5.903 miliar.
TBIG memiliki 42.771 penyewaan dan 24.318 sites telekomunikasi per 30 September 2025. Sites telekomunikasi milik Perseroan terdiri dari 24.209 menara telekomunikasi dan 109 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 42.662, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) Perseroan menjadi 1,76x.
“Kami dengan senang hati melaporkan pertumbuhan organik yang kuat pada kuartal ini, dengan penambahan 540 penyewaan kotor, terdiri dari 327 sites telekomunikasi dan 213 kolokasi. Penambahan penambahan penyewaan bersih Grup pada kuartal ini lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya, terutama disebabkan oleh tidak diperpanjangnya beberapa sewa yang akan berakhir oleh XLSmart, seiring dengan penyesuaian jaringan mereka setelah merger antara XL Axiata dan Smartfren,” kata Hardi Wijaya Liong, CEO TBIG, dalam pengumuman laporan keuangan, Kamis (30/10).
Per 30 September 2025, total pinjaman (debt) Perseroan, jika bagian pinjaman dalam mata uang US Dollar yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp29.482 miliar dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp646miliar. Dengan saldo kas yang mencapai Rp835 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp28.647 miliar. Menggunakan EBITDA kuartal ketiga 2025 yang disetahunkan, rasio pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,9x.
“Kami mempertahankan struktur utang yang tangguh, didukung oleh sumber pendanaan yang beragam dan ketersediaan dana yang belum ditarik dalam jumlah besar. Tingkat bunga keseluruhan kami untuk sembilan bulan pertama tahun 2025 mencapai sekitar 6,6%. Kami aktif berpartisipasi di pasar obligasi dan pinjaman Rupiah. Penerbitan obligasi Rupiah kami yang terbaru untuk tenor 3 tahun dan 5 tahun menunjukkan kemampuan kami untuk menerbitkan instrumen dengan tenor yang lebih Panjang,” kata Helmy.


